PAS Menyenangkan | Sebelumnya dan Saat ini | SMKN 1 Bangil
PAS Menyenangkan | Sebelumnya dan Saat ini | SMKN 1 Bangil
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini berbasi proyek dan kolaborasi. Sehingga Siswa bisa bekerja tim dan saling membantu untuk menyelesaikan tantangan soal PAS.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini beragam bentuknya, Siswa dengan berkelompok bisa melakukan unjuk kerja praktikum, pameran produk, pagelaran drama, fashion show, dll.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini diselenggarakan untuk mewadahi ekspresi kreatif dan inovasi Siswa.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini kolaborasi beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Sehingga beban Siswa menjadi lebih ringan.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat tidak lagi menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan hard skill, namun menekankan pada penilaian soft skill yaitu penilaian karakter Siswa saat kerja kelompok proses menyelesaikan tantangan soal PAS.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini perwujudan kolaborasi Guru dan Siswa. Guru sebagai mendampingi dan memfasilitasi Siswa saat persiapan, kemudian Guru mengamati dan menilai karakter saat proses persiapan dan saat unjuk kebolahan/ presentasi/ pameran/ dll.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini tidak lagi mengukur benar salah jawaban, namun mengukur aktivitas dan passion Siswa.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini lebih berkesan dan tidak kaku, karena pelaksanaan PAS seperti pekan ajang pencarian bakat.
Sekarang PAS = Menyenangkan | PAS saat ini tidakmenyibukkan Guru untuk koreksi lembar jawaban, namun lebig sebagai penikmat karya inovasi dan pagelaran Siswa
Â
Â
Sebelumnya PAS = Beban Siswa | Selama ini Penilain Akhir Sekolah (PAS) menjadi momok dan beban untuk sebagian Siswa. Hal ini dikarenakan Siswa harus berusaha keras menghafal seluruh materi yang telah diajarkan selama satu semester, terlebih lagi untuk PAS semester Genap, maka materi selama satu tahun haruslah mampu dihafalkan oleh Siswa. Dalam hal ini pasti semua orang tahu dan sudah bisa merasakan betapa berlipatnya beban Siswa karena materi yang harus di hafalkan kurang lebih 11 sd 16 Mata Pelajaran pertahunnya.
Sebelumnya PAS = Mendorong prilaku curang | Bentuk soal PAS sangat kaku, yaitu soal Pilihan Ganda dan Esai. Siswa harus hafal materi agar bisa menjawab soal yang seperti ini. Karena menghafal menjadikan beban yang sangat memberatkan Siswa, maka tidak sedikit Siswa yang mengambil jalan pintas untuk mengatasi permasalahannya dengan menyontek. Walaupun itu awalnya dilakukan dengan terpaksa. Namun keterpaksaan ini akan sangat berbahaya jika berubah menjadi kebiasaan dan budaya sekolah.
Sebelumnya PAS = Beban Guru | Dikarenakan proses PAS merupakan aktivitas yang sangat memberatkan Siswa, maka sudah bisa dipastikan hasilnya jauh dari predikat memuaskan. Sebagian besar perolehan nilai pas tidak dapat mencapai maksimal. Ini pasti menjadikan beben tersendiri bagi Guru. Banya pemikiran Guru yang mengibaratkan PAS bagai makan buah simalakama, karena jika soalnya komplit dan berbobot serta mencakup seluruh materi, maka dampaknya nilai Siswa rendah, dan sebaliknya, jika soal yang dibuat hanya ala kadarnya, maka kualitas pendidikan menjadi rendah.
Sebelumnya PAS = Tidak terstandar | Banyak tinjauan yang cenderung memojokkan kinerja Guru jika hasil nilai Siswa mayoritas rendah. Sehingga sebagian Guru mengindeks hasil nilai PAS. Yang dilakukan Guru tidak lah salah, karena prinsip penilaian memang ada dua; yaitu PAP (Penilaian Acuan Patokan)Â dan PAN (Penilaian Acuan Normatif). PAN inilah dasar dari pengindekan nilai Siswa.